Menerbitkan hasrat yang suatu waktu ingin ku itu terkabul
Sederhana tertulisnya
Tetapi mungkin sedikit sulit mewujudkannya
Karena,
Kuingin menikmati senja itu bersamamu..
Walau tiada kata dari bibirmu
Cukup puasku bila jemarimu menggenggam tanganku dengan hangat
Sementara binar matamu bercahaya
Seiring pendar senja yang semakin jelas terlihatnya
Kau duduk di sampingku
Di bangku taman yang menghadap telaga
Secangkir kopi yang masih mengepulkan uap panasnya
Sebuah buku dan halamannya yang terbuka
Kuberbagi cerita mengenai kisah di dalamnya
Entah kau mendengarnya sepenuh jiwa atau mengabaikannya
Aku tak peduli
Yang penting kumelihat binar di matamu
Saat memandangku..
Di senja yang lain
Menyusuri jalanan dekat rumah
Kita berjalan bergandengan tangan
Tak peduli tatapan aneh
yang memandang kita
Saat kau ayun-ayunkan tanganmu yang menggenggam tanganku
Dan bibirmu melantunkan puisi keindahan
Yang aku pun tertatih-tatih untuk memahaminya
Tak apa…
Yang penting,
Aku melihat binar di matamu
Dan senyum manismu..
Tak terwujud melalui rangkaian kata-kata
Tapi aku memahami perasaanmu terhadapku
Dengan bahasa jiwa
Seperti aku menyampaikan selalu isi hatiku padamu
Aku akan selalu menyangimu sampai kapan pun
Sampai tarikan napas terakhirku
Menikmati senja
Hanya berdua bersamamu
Menyusuri garis pantai
ditemani deburan ombak dan temaram surya yang menuju peraduannya
Dengan lenganmu menggandeng tanganku
Dan bibirmu berucap,
“Bunda..,lihat! Langit kala senja, sungguh luar biasa
indahnya..”
I Love you, Son, Fatih Abdurrahman.
No comments:
Post a Comment