Wednesday, October 7, 2015

Menikmati Senja Bersamamu




Kemilau lazuardi senja selalu mengusikku
 Menerbitkan hasrat yang suatu waktu ingin ku itu terkabul
 Sederhana tertulisnya
 Tetapi mungkin sedikit sulit mewujudkannya
 Karena,
 Kuingin menikmati senja itu bersamamu..










 Walau tiada kata dari bibirmu
 Cukup puasku bila jemarimu menggenggam    tanganku dengan hangat
Sementara binar matamu bercahaya
Seiring pendar  senja yang semakin jelas terlihatnya





Atau di suatu senja yang lain
Kau duduk di sampingku
Di bangku taman yang menghadap telaga
Secangkir kopi yang masih mengepulkan uap panasnya
Sebuah buku dan halamannya yang terbuka
Kuberbagi cerita mengenai kisah di dalamnya
Entah kau mendengarnya sepenuh jiwa atau mengabaikannya
Aku tak peduli
Yang penting kumelihat binar di matamu
Saat memandangku..



Di senja yang lain
Menyusuri jalanan  dekat rumah
Kita berjalan bergandengan tangan
Tak peduli tatapan aneh  yang memandang kita
Saat kau ayun-ayunkan tanganmu yang menggenggam tanganku
Dan bibirmu melantunkan puisi keindahan
Yang aku pun tertatih-tatih untuk memahaminya
Tak apa…
Yang penting,
Aku melihat binar di matamu
Dan senyum manismu..


Sayangmu untukku
Tak terwujud melalui rangkaian kata-kata
Tapi aku memahami perasaanmu terhadapku
Dengan bahasa jiwa
Seperti aku menyampaikan selalu isi hatiku padamu
Aku akan selalu menyangimu sampai kapan pun
Sampai tarikan napas terakhirku



      Kuingin
      Suatu waktu
      Menikmati senja
      Hanya berdua bersamamu
      Menyusuri garis pantai
    ditemani deburan ombak dan temaram surya        yang menuju peraduannya
     Dengan lenganmu menggandeng tanganku
     Dan bibirmu berucap,
    “Bunda..,lihat! Langit kala senja, sungguh luar        biasa indahnya..”


I Love you, Son, Fatih Abdurrahman.









No comments:

Post a Comment